Minggu, 09 Maret 2014

Hubungan Korupsi dan Doa Sebelum Makan

(dok. google. bukan nasgor karya saya)
Tadi pagi usai bikin nasi goreng dan hendak menyantapnya, saya terdiam sejenak mengingat-ingat doa sebelum makan. Hampir saja doa yang sudah saya hafal semenjak kecil itu hilang dari ingatan lantaran jarang saya membacanya dan saat menatap makanan yang sudah siap, saya hanya melafalkan basmalah lalu tangan saya mengeruk makanan dengan lahap.

Sewaktu membaca doa sebelum makan, terbesit di pikiran saya mengapa doa sebelum makan ada dua harapan di dalamnya, yaitu keberkahan dalam rejeki dan keselamatan dari api neraka. “Allahumma Barik Lana fi Ma Razaqtana wa Qina Azab An-Nar.”
Meminta keberkahan dalam rejeki, seakan Tuhan melalui Rasulullah dalam doa ini hendak memastikan apakah rejeki/makanan yang kita konsumsi apakah benar-benar berkah yang berarti diperoleh dengan jalan yang baik bukan syubhat. Rejeki yang jauh dari syubhat akan menjadi berkah dan mencukupi kebutuhan, meskipun rejeki itu mulanya kita rasa kurang cukup. Mungkin itulah hikmah pertama mengapa kala kita membaca doa sebelum makan, kita mengharap keberkahan rejeki dari Tuhan.

Setelah meminta keberkahan, dalam doa tersebut kita juga menginginkan agar diselamatkan dari api neraka. Ini sangat menarik, sebab apa hubungannya hendak makan dengan masuk neraka? Sepertinya tak ada kaitannya makan dengan api neraka. Tapi jika kita mau sedikit menyelami kebijaksanaan Tuhan, kita akan mengerti bahwa salah satu dari dosa besar dalam agama Islam adalah mencuri yang hukumannya hingga dipotong tangannya. Saya rasa tak nadir sekarang umat manusia makan dari barang yang menjerumuskannya ke lubang api neraka kelak. Entah dengan cara mencuri, atau memakan barang yang diharamkan oleh Tuhan, babi atau anjing misalnya.

Dewasa ini banyak sekali tipu-daya yang disematkan dan dilancarkan hanya untuk memenuhi kebutuhan perut. Mulai dari mengaduk dan mencampur uang masyarakat yang masih syubhat hingga dengan terang-terangan bangga menggasak uang rakyat dengan jumlah yang membuat kita menelan ludah.

Doa sebelum makan amat serasi dengan perintah Tuhan di surat Al-Baqarah ayat 68:

“Wahai umat manusia, makanlah dari hasil bumi dengan cara halal dan baik. Dan janganlah kalian turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan adalah musuh kalian yang nyata.”

Tentu amatlah bayan, bahwa ayat tersebut mengajari kita agar makan makanan yang halal. Makanan yang halal tidak menghindarkan tubuh kita dari jilatan api neraka. Juga ayat tersebut menyuruh kita untuk makan makanan yang baik, yang jauh dari syubhat agar nantinya makanan itu berkah dan bisa mencukupi kebutuhan kita. Makanan yang syubhat tidak akan berkah dan mencukupi, sedangkan makan yang haram akan memendamkan kita dalam kubangan api neraka.

Andai saja para pencuri dan koruptor setiap hendak memuaskan perut mereka, membaca doa sebelum makan dan mentadaburi maknanya, saya kira kasus  pencurian dan korupsi akan sirna dengan sendirinya. Andai saja mereka tahu hukum syubhat dan memahami akibat dari makanan yang haram, mereka lebih memilih mengencangkan perut ketimbang mengeyangkannya. Andai saja…

Ah, saya terlalu berandai-andai. Tak bagus sering berandai-andai. Selamat makan bagi anda yang hendak makan. Jangan lupa baca doa sebelum makan dan tentunya hadirkan maknanya. Semoga terhindar dari barang syubhat, haram, dan hasil korupsi.