Selasa, 20 Mei 2014

Isu Syiah – Wahabi di Pilpres 2014

Beberapa teman saya membuat status dan komentar di facebook tentang adanya isu Syiah – Wahabi di Pilpres 2014. Mereka takut bila Jokowi-JK menang, PDIP akan mengangkat Jalaludin Rahmat (Kang Jalal) yang selama ini masyhur beraliran Syiah menjadi Menteri Agama. Mereka khawatir Indonesia di’syiah’kan. 

Dan jika Prabowo-Hatta yang terpilih, jangan-jangan jabatan Menteri Agama akan diserahkan ke kader PAN yang notabene dari ormas Muhammadiyah atau PKS yang memang agak berbeda dengan Ahlusunnah wal Jamaah dalam menerapkan ‘beberapa’ ajaran Islam. Mereka gelisah Indonesia akan di’wahabi’kan tidak boleh tahlilan, selawatan, maulidan, dll. Bahkan sebagian mereka menyatakan GOLPUT solusi terbaik untuk Pilpres tahun ini.

Menurut saya kegundahan beberapa teman saya agaknya berlebihan, meski kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja terjadi, toh di dunia ini tak ada yang tak mungkin. Sebelumnya, kita sepakati dulu bahwa kita sama-sama menginginkan bangsa Indonesia hidup damai, tentram dan saling menghormati. Kita juga menolak Indonesia di’syiah’kan atau di’wahabi’kan. Tapi menurut akal dangkal saya sepertinya me’syiah’kan atau me’wahabi’kan Indonesia dengan jalan Pilpres 2014 sulit terjadi. Mengapa?

  • -      Bila Jokowi-JK menang, tentunya jabatan Menteri Agama akan diserahkan ke PKB yang jelas-jelas lebih tahu soal agama dibanding PDIP, Nasdem, dan Hanura. Belum lagi JK yang menjabat sebagai Penasehat PBNU, dan Ketua Persatuan Takmir Masjid Indonesia akan menge’rem’ Jokowi jika memang ‘ngotot’ menaruh Jalaludin Rahmat sebagai Menteri Agama. Juga PDIP adalah partai Nasionalis yang lebih mengutamakan kepentingan bangsa ketimbang aliran agama. Jadi menurut saya, kemungkinan Jalaludin Rahmat menjabat Menteri Agama, hanya bualan Zuwairi Mishrawi saja yang memang terkenal dengan pernyataan kontroversinya.


  • -   Jika Prabowo-Hatta terpilih, apakah mungkin Indoensia di’wahabi’kan? Kita jangan melupakan PPP dalam koalisi gemuk Gerindra. PPP merupakan partai politik yang berbasis NU dan berpaham ahlusunnah wal jamaah. Para kyai sepuh PPP yang juga mayoritas NU akan mengawal pemerintahan Prabowo-Hatta bila memang mengancam ke’ahlusunnah wal jamaah’an Indonesia. Ketum PBNU sudah terang-terangan mendukung pasangan ini, jadi jika memang jabatan Menteri Agama diserahkan ke PAN/PKS, PPP dan kyai-kyai NU yang mendukung Prabowo-Hatta siap meluruskan arah pemerintahan Prabowo-Hatta bila melenceng dari norma-norma keislaman dan keindonesiaan. Gerindra juga partai nasionalis yang lebih mementingkan kemaslahatan bangsa daripada penyebaran segelintir kelompok agama.



Saya tidak membela Syiah ataupun Wahabi. Bagi saya Indonesia beraliran ahlusunnah wal jamaah adalah harga mati. Saya hanya tidak ingin isu Syiah-Wahabi melarang kita untuk memilih Presiden Indonesia ke depan (Golput). Mari cari tahu tentang capres-cawapres kita, lalu berdoa agar diberi kemantapan hati dalam memilihnya guna masa depan bangsa dan agama kita. Memilih adalah ikhtiyar dan menyerahkan pilihan ke Tuhan adalah tawakkal. #NKRIhargamati