Kamis, 01 Agustus 2013

Melamar Setelah Pinangan Allah

Panasnya terik cahaya sang surya merenggangkan pori-pori kulitku. 
Tetesan keringat tak henti-hetinya mengucur dari tubuh. 
Hawa yang tak bersahabat menjadi satu kendala saat ini. 
Pusing, lemas, dan penat satu persatu muncul bertubi. 
Sungguh benar, mengapa Nabi menyertakan air dingin di dalam doanya. 
Sebab emas dan perak amat tak berharga di tengah belantaran padang pasir dengan panas yang membakar.

Tapi, wajahmu terasa lebih dingin di hati. 
Mampu menguyur semua anggota badan yang letih. 
Membangkitkan semangat yang hampir raib hingga pulih kembali. 
Ingin selekas mungkin kumelamarmu setelah Allah meminangmu. 
Amatlah tenang bagiku jika kau menjadikanku kedua setelahNya. 


Duhai, alangkah indahnya ciptaan Tuhan. 
Sepertinya Dia menciptakanmu dengan penuh senyuman. 
saat ini aku belum menemukanmu. . . 


Kairo, 5 Ramadlan 1432 H 

1 komentar: