Sabtu, 21 Desember 2013

Ibu, Aku Mencintaimu dengan Utuh dan Seluruh

Ibu dan keponakanku
Ibu, tiga tahun lebih aku menghilang darimu dan kau pun lagi-lagi terpaksa bersabar mengubur rasa rindumu padaku. Bulan depan umurku genap 23 tahun, 11 tahun kuhabiskan jauh darimu.

Ibu, amat disayangkan aku tak membawa fotomu ke tanah rantauku. Atau berfoto bersamamu. Dan jika luapan rinduku tak tertahankan, aku bisa memandangi foto-foto itu. Tapi sudahlah, mungkin lantaran itulah aku jarang menangisimu.

Tapi Bu, tahun lalu salah seorang tetangga kita yang paham dunia maya dan internet mengirimiku fotomu. Kau masih cantik dan awet muda, Bu. Aku bersyukur awet mudamu inilah yang menitis dan menurun padaku. Buktinya, wajahku terlihat lebih muda 6 tahun dari umurku.

Ibu, kau tahu meski semasa kecilku aku merepotkanmu dengan sikap brutalku, tapi kau tahu dengan pasti, aku anak yang terlalu cengeng menangisi orang tuanya.

Ibu, aku masih ingat dulu kala aku menggores hati sucimu dengan kenakalanku. Saat itu dengan kesalnya kau menghadikku dengan doamu, “Byuh, kapan kau ini bisa membahagiakan orang tuamu. Bisanya hanya menyakiti hati orang tua saja. Semoga kelak kau menjadi anak yang bisa membanggakan orang tuamu, ya Nak?”

Entahlah, Bu. Aku belum tahu apakah doamu itu sudah terkabul atau masih ditangguhkan lantaran anakmu ini masih tak tahu malu.

Ibu, kau tahu peristiwa yang paling manis dalam hidupku bersamamu? Saat kau menciumku, memelukku dengan tangisan haru. Kalau tak salah, kau lakukan itu tiga kali. Terakhir, saat kita di bandara melepas pandangan satu sama lain.

Ibu, tatkala aku dalam kesusahan di negeri orang, doa dan tirakatmu yang menyelamatkanku. Demi Tuhan, aku bersaksi bahwa seluruh ibadah dan kebaikanmu, kau hadiahkan untuk anak-anakmu.
Ibu, dengan sabar kau rawat bapak di hari tuanya. Dengan sabar kau kais rejeki keluarga kita. Dengan sabar kau membesarkanku. Dan dengan sabar kau terima jalan hidupmu sebagai ibuku.

Ibu, aku berjanji akan mencarikanmu menantu yang sepertimu. Secantik kau, sesabar kau, seteguh kau. Agar sosokmu tak lagi lenyap dari hidupku.

Ibu, meskipun kau tak membaca kata-kataku ini, aku yakin kau adalah seorang ibu yang tak butuh balasan cinta anaknya. Karena kau mencinta dengan segalanya.

Ibu, sungguh aku mencintaimu dengan cinta yang utuh  dan seluruh.



Kairo, 22/12/13