Sabtu, 27 Juli 2013

Jakarta: Ibu Kota Indonesia

Jakarta. Ibu kota Indonesia.
Berawal dari nama Batavia yang dikukuhkan oleh Belanda. Jadilah daerah itu menjadi pusat pemerintahan negara. Jakarta, begitulah kami menyebutnya. Sebuah kota yang terus menambah jumlah penduduknya setiap saat. Tak peduli di bagian mana mereka bertempat. Asal bisa menghirup udara Ibu kota dan merasakan panasnya matahari yang menyengat. Rupanya, hidup di Ibu kota sebuah kenikmatan yang bergengsi hingga kala musim lebaran datang, mereka membawa limpahan uang yang tak jelas dari mana mereka dapat.

Jakarta. Ibu kota Indonesia.
Mestinya sebuah tempat yang digadang sebagai Ibu kota adalah tempat yang asri, bersih, hijau, dan enak dipandang. Tapi tak seperti di negeriku ini. Amat sesak, macet, gerah, panas hingga kita dapati banyak berseliweran para pedagang di tengah jalanan.

Jakarta. Ibu kota Indonesia.
Sepertinya sudah menjadi makanan empuk dan renyah para investor dalam dan luar negeri. Pemerintah juga tak absen dalam hal ini. Mereka legalkan segala cara untuk bisa menambah uang jajan anak-istri. Pemukiman mereka gusur, sungai-sungai mereka rampingkan, hijaunya jalanan mereka acuhkan, hingga tanah penyerap air mereka jual dengan murahan. Yang terpenting, Ibu kota gagah dengan gedung-gedung menjulang tinggi. Mall dan pusat pembelanjaan yang terlalu memadai sampai-sampai penjual lebih banyak dibanding pembeli.

Jakarta. Ibu kota Indonesia.
Tatkala musim hujan datang, bukanlah rahmat hadiah yang rakyat kecil terima tapi laknat musibah yang mereka enyam. Entah, mengapa sebuah kenikmatan yang Tuhan berikan malah berganti menjadi sebuah kenistapaan. Jalanan dipadati air bah, rumah-rumah rakyat tergenang. Sedangkan mereka para investor dan pemerintah sibuk menontoni rakyat jelata yang berhamburan ke mana-mana mencari pertolongan dari balik kaca etalase gedung-gedung pencakar langit mereka.   

Jakarta. Ibu kota Indonesia.
Sudah saatnya dikosongkan, dilengangkan dari segala kegiatan pemerintahan dan jual beli perdagangan. Pindahkan saja Ibu kota Indonesia ke Kalimantan, atau ke Sumatra, bila perlu bawa ke Irian Jaya. Jauhkan dari tanah jawa yang sudah mengerut tak berdaya oleh ulah manusia. Tak bisakah kita meniru Turki yang memindahkan Ibu kotanya dari Istanbul ke Ankara? Ah, itu mustahil. Sebab mereka yang punya kepentingan terus melakukan berbagai siasat untuk mengelabuhi masyarakat setempat. Mereka berdalih ini dan itu tapi sejatinya itu untuk kebaikan diri mereka sendiri meski sesaat. Mereka pasang badan saat berbicara nasionalisme ke-Indonesia-an tapi mereka setiap hari membuang dahak di bumi suci Nusantara. Mereka yang tamak akan dunia selalu mengangkang berak di atas bendera merah-putih yang dikibarkan para rakyat.

Jakarta. Ibu kota Indonesia.
Jangan salahkan Bogor, sebab Bogor tak pernah salah diletakkan oleh Tuhan. Jangan salahkan kaum jujur yang baru turun ke jalanan melihat hakikat Ibu kota. Jangan salahkan rakyat kecil yang ingin mengadu nasib. Jangan salahkan Tuhan yang menurunkan hujan sebagai kasih sayang. 

Lantas, siapakah yang patut disalahkan? Atau tak perlu kita saling menyalahkan? Tidak, selamanya tidak bisa kita tidak menyalahkan. Kita harus menyalahkan mereka yang seenaknya mengolah tanpa rasa tanggung-jawab. Mereka harus dipersalahkan agar orang-orang seperti mereka tak lagi memadati dan mengusik kenyamanan hidup rakyat biasa. 

Mereka para cukong-cukong yang membuang ludahnya di tengah-tengah makanan rakyat, meskipun makanan itu terbeli dari rogohan dompet mereka. Para cukong asing berkulit putih, berambut pirang dan para cukong berkulit kecoklatan serta berpeci hitam yang duduk di kursi empuk ruangan ber-AC. Salahkan mereka yang tak becus menahan jumlah masyarakat yang berdatangan, salahkan mereka yang tak habis-habisnya menggunduli pepohonan, salahkan mereka yang hanya bisa berjanji dan berencana. Salahkan mereka yang berkepentingan!!! 

Salahkan Mereka!!! Sebab bumi rusak lantaran ulah tangan para manusia yang hanya mengejar kenikmatan dunia.

Jakarta. Ibu kota Indonesia…

Januari 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar