Sabtu, 19 Juli 2014

Ilmu Allah VS Ilmu Setan

Suatu ketika ada dua anak muda yang salat Isya berjamaah di masjid. Dan setelah salat, mereka mengikuti majlim taklim/ilmu yang sudah dijadwalkan pengurus masjid. Selepas pengajian, si A bersalaman dengan Ustaz yang mengajar lalu keluar masjid. Berbeda dengan si B yang memilih beriktikaf dan berzikir di masjid terlebih dahulu.

Keluar dari masjid, A menemukan pasangan pemuda-pemudi bergandengan tangan. Keduanya mabuk dan berjalan sempoyongan. Pemuda itu berusaha jalan setegap mungkin sembari menggenggam botol minuman keras di tangannya. Sedangkan pemudi itu dengan pakaian ketat dan minimnya hanya bisa bersandar ke tubuh kekasihnya. Melihat pemandangan itu, A tersenyum kepada mereka dan berpesan untuk hati-hati. Beberapa langkah kemudian, hatinya terenyuh, matanya memendung, ia pun berdoa, “Allah, ampunilah kedua hamba-Mu itu. Berilah mereka petunjuk dan kembalikanlah mereka ke jalan-Mu yang benar. Sesungguhnya mereka masih muda dan mempunyai kesempatan yang panjang mengabdi kepada-Mu dan untuk agama-Mu.”


***

Selang beberapa menit kemudian, si B keluar dari masjid dan sepasang muda-mudi itu masih sempoyongan di jalan dekat masjid. Seketika melihat sepasang kekasih yang sedang mabuk itu, mata B langsung melotot dan memicing, jantungnya berdegup kencang, tangannya mengepal dan berseloroh, “Hei, dasar pemuda tidak tahu malu! Minuman keras itu haram! Mabuk itu dosa besar! Kamu juga, perempuan jalang! Berpakaianlah yang baik! Jangan berpakaian seperti ini! Ini melanggar perintah Allah! Bisa-bisa masuk neraka kalian!”

B langsung menjauh dan merasa risih dengan mereka berdua. Dalam hatinya, “Cih, jangan sampai diriku seperti mereka. Kalau sampai aku seperti mereka, sia-sia dong ibadahku, mengajiku, dan zikirku selama ini.”

***

Dari kisah tersebut, pembaca tentunya akan bisa menarik kesimpulan perbedaan antara sikap si A dan B dalam menanggapi suatu kondisi masyarakat yang –sebetulnya- sama-sama tidak diinginkan. A menanggapinya dengan bijaksana, melontarkan senyum, berpesan agar hati-hati di jalan, bahkan mendoakan agar diberi petunjuk oleh Allah. Berbeda dengan B yang lebih banyak menistakan, mencerca, mencemooh, menghina, dan merendahkan, lalu merasa jijik dan merasa risih lantaran ia sudah melakukan ibadah ini dan itu.

Menurut Anda mana di antara A dan B yang bisa membawa kebaikan pada pemuda-pemudi yang sedang menenggak minuman keras itu? Mana di antara A dan B yang bisa menunjukkan mereka berdua ke jalan yang benar bila mereka ingin bertaubat dan memulai hidup dengan benar?

Tentu jawabannya adalah A karena A tidak merasa risih dan jijik dengan keduanya, sedangkan B bagaimana dia bisa bernahimungkar atau menunjukkan mereka ke jalan yang benar, melihat mereka saja si B sudah enek dan ingin muntah? Inilah perbedaan antara ilmu Allah dan ilmu setan.


*Cerita diambil dari pengajian Habib Ali Zaenal Abidin Al-Jufri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar