Senin, 18 November 2013

Mati

Mati. Semua yang hidup pada ujungnya akan mati. Segala yang ada pada akhirnya akan tiada. Seluruh yang bernyawa nantinya akan kehilangan nyawa. Kecuali Tuhan yang hidup selamanya tanpa terbatas oleh tempat dan masa.

Mati. Sebuah tema yang berat diperbincangkan. Sebuah topik yang tak sembarangan diomongkan. Banyak orang melengos saat diajak berbicara tentang kematian. Banyak orang emoh mendengar berita kematian.

Saya teringat pesan terakhir kyai saya sesaat sebelum saya berangkat ke Kairo. Waktu itu saya bertanya kepada beliau tentang apa senjata ampuh agar terhindar dari maksiat. Beliau menjawab, “Ingatlah kematian, Mas Yaqin.” Kalimat itu tak saya rubah barang sehuruf pun. Bahkan beliau melanjutkan, “Nama sampean kan Yaqin. Yaqin itu juga berati kematian. Kan di Al-Quran ada ayat yang terjemahannya “Dan sembahlah Tuhanmu hingga ajal mendatangimu”(Al-Hijr:99). Jadi, ingat saja nama sampean kalau mau maksiat.”

Sayang sekali, nasehat ini kadang lenyap dari ingatan saya. Bagi anda yang ingin selalu ingat kematian, ingat-ingat saja nama saya tapi tolong jangan sampai anda menghadirkan wajah saya. Sebab muka saya segores pun tak mirip dengan batu nisan.


Semoga akhir kita menutup mata, kita dalam pengakuan yang hakiki bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Karena kemuliaan dari Allah yang tiada tandingannya adalah mati dalam keadaan Islam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar